Skip to main content

ads

STUNTING, apa itu Stunting?

Stunting, taukah Anda apa itu stunting? Atau mungkin diantara kalian pernah mendengar istilah stunting tapi tidak tau apa artinya? Stunting adalah istilah yang sering disebut untuk kasus pertumbuhan anak yang terganggu karena kurangnya asupan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Stunting atau istilah lain menurut WHO adalah anak yang secara antropometri lebih pendek dari rerata tinggi badan normal anak-anak seusianya. Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis yang dipengaruhi dari kondisi ibu/calon ibu, masa janin, dan masa bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita. Seperti masalah gizi lainnya, tidak hanya terkait masalah kesehatan, namun juga dipengaruhi berbagai kondisi lain yang secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan.

Stunting saat ini tengah menjadi topik utama yang diperbincangkan di dunia gizi, dan menurut para ahli gizi stunting merupakan ancaman terbesar bagi kualitas hidup manusia di masa mendatang. Tidak hanya urusan tinggi badan, stunting menjadi penting untuk diberantas karena terkait dengan hambatan pertumbuhan otak anak, penurunan kualitas belajar, penurunan produktivitas di usia dewasa dan ancaman penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, diabetes mellitus dan sebagainya.

 Indonesia tengah mengalami masalah gizi ganda, yaitu 19.6% balita di Indonesia memiliki berat badan yang tidak sesuai dengan usianya atau gizi kurang dan masalah gizi yang kedua yaitu stunting yang kini menjadi ancaman gizi serius anak Indonesia, sebesar 37.2% balita memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya, tentunya angka tersebut jauh dari standar nilai yang ditetapkan WHO yaitu sebesar < 20%. Sedangkan prevalensi stunting di seluruh dunia sekitar 162 juta balita. Fokus pemerintah saat ini salah satunya adalah pencegahan stunting, dengan tujuan agar anak-anak di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar serta mampu berkompetisi di tingkat global. 

Berdasarkan Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi 2016, "pencegahan stunting dapat diperbaikan  meliputi upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik) dan upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak  langsung (intervensi gizi sensitif). Intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan di sektor kesehatan dan intervensi gizi sensitif yang melibatkan berbagai sektor seperti ketahanan pangan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, pendidikan, sosial, dan sebagainya". 

Lantas siapakah orang pertama yang berperan penting dalam melakukan pencegahan stunting?  
Tentu saja jawabannya adalah Ibu hamil itu sendiri, sebab ibu hamil sendirilah yang mengatur semua asupan gizi yang diterima oleh si buah hatinya. Faktor gizi Ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan salah satu penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin, jadi  gizi sangatlah penting untuk diprioritaskan.
Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan melakukan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil, mengkonsumsi makanan yang bergizi cukup, mendapatkan suplementasi zat gizi, serta mematau kesehatannya. Setelah bayi lahir, berikan ASI secara eksklusif pada bayi ketika usia 0 - 6 bulan dan jangan diberi makanan apapun selain ASI. Berikan kolostrum atau air susu ibu berwarna kuning yang pertama kali keluar. Setelah usia lebih dari 6 bulan berikan makanan pendaping asi atau MP ASI dan berikan ASI sampai usia 2 tahun sesering mungkin.Berikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A dan memantau tumbuh kembang sang buah hati dengan memeriksakanya ke posyandu terdekat, guna mendeteksi dini terjadinya kemungkinan gangguan pada pertumbuhan anak. Lakukan prilaku hidup bersih dan sehat.

Comments

ads

Postingan Populer

CARA MENYIMPAN GARAM YANG BAIK DAN BENAR

Pernahkah Anda Memperhatikan Bagaimana Cara Menyimpan Garam Yang Baik dan Benar?? Garam adalah salah satu bumbu masak yang paling umum digunakan oleh ibu rumah tangga, maupun pedagang makanan. Dimana garam memberikan rasa asin, sehingga menambah cita rasa pada makanan. Tapi taukah Anda bahwa Garam mengandung Yodium di dalamnya? Iodium atau yodium sendiri adalah senyawa kimia yang bersimbulkan huruf I dengan nomer atom 53 BA: 126,9044. Merupakan zat gizi yang sangat sedikit dibutuhkan dan bersifat esensial bagi manusia untuk membentuk hormon thyroid. Jadi Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan larutan Iodium 30 - 80 ppm (SNI) Lantas Mengapa Menyimpan Garam Menjadi Penting? Karena garam adalah salah satu jenis bumbu makanan yang telah diperkaya dengan larutan Yodium dan mampu mengatasi masalah GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) di Indonesia. Akibat GAKY 1. Gangguan Thyroid yaitu Hiperthyroid dan Hipothytoid 2. Gan

MARASMUS, KWASHIORKOR dan MARASMIK - KWASHIORKOR adalah GIZI BURUK

GIZI BURUK merupakan kondisi tubuh terparah akibat malnurisi atau kekurang gizi dalam kurun waktu yang cukup lama. Gizi buruk umumnya terjadi pada anak-anak, sering kali disebabkan kurangnya asupan makan yang bergizi dan penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan proses penyerapan zat-zat gizi penting yang diperlukan oleh tubuh terganggu. GIZI BURUK disebut juga BUSUNG LAPAR yang mempunyai beberapa bentuk klinis diantarnya yaitu marasmus, kwashiorkor dan marasmik - kwashiorkor.  MARASMUS Marasmus terjadi saat tubuh kekurangan energi. Marasmus dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang, otot dan jaringan lain dalam tubuh menghilang. Marasmus umum terjadi di Negara berkembang, dapat dialami oleh anak-anak dan orang dewasa. Pada anak-anak dan khususnya balita, kondisi ini lebih mungkin terjadi dan memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi. Tanda dan gejala marasmus antara lain: Berat badan (BB) kurang menu

ads